https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/issue/feedJISP (Jurnal Inovasi Sektor Publik)2025-09-09T07:22:31SE Asia Daylight TimeEditor[email protected]Open Journal Systemshttps://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/360IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ARSITEKTUR SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK (SIA SPBE) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK YANG TERINTEGRASI DI PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:09SE Asia Daylight TimeDesy Tri Setyorini[email protected]Supriyanto Supriyanto[email protected]Sarpan Sarpan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi<br>Sistem Informasi Arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SIA SPBE)<br>serta mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan Sistem<br>Pemerintahan Berbasis Elektronik yang terintegrasi di Pemerintah Kota Probolinggo.<br>SIA SPBE merupakan aplikasi yang diluncurkan Kementerian PANRB untuk<br>mensinkronisasikan arsitektur teknologi informasi antara pemerintah pusat dan daerah<br>sebagai amanat Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2022.<br>Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi<br>kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 13 informan yang<br>dipilih secara purposive, terdiri dari 2 informan kunci dari Bagian Organisasi Setda, 5<br>informan utama dari Diskominfo, dan 6 informan tambahan dari OPD pengguna<br>(Bappeda, DPMPTSP, Dispendukcapil). Pengumpulan data dilengkapi dengan<br>observasi partisipatif dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model<br>interaktif Miles dan Huberman dengan validasi melalui triangulasi. Kerangka analisis<br>dibangun berdasarkan teori implementasi kebijakan Edward III yang mencakup<br>dimensi komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.<br>Hasil penelitian menunjukkan implementasi SIA SPBE berhasil meningkatkan<br>indeks SPBE Kota Probolinggo dari 3,1 menjadi 4,04 (peningkatan 30,3%) dalam satu<br>tahun. Level arsitektur SPBE meningkat dari level 1 ke level 4, menandakan<br>tersusunnya dokumen arsitektur yang sesuai standar nasional. Namun, penelitian<br>menemukan empat kategori kendala utama: (1) Keterbatasan SDM dengan 100%<br>informan menyatakan gap kompetensi teknis; (2) Kendala infrastruktur dengan sistem<br>hanya mampu menampung 5 pengguna bersamaan untuk 37 OPD (rasio 1:7,4); (3)<br>Koordinasi yang belum optimal dengan hanya 38% informan menyatakan efektif; (4)<br>Belum ada alokasi anggaran khusus SPBE dalam APBD. Kesimpulannya, meskipun<br>terjadi peningkatan indeks yang signifikan, diperlukan penguatan pada aspek SDM,<br>infrastruktur, koordinasi, dan anggaran untuk optimalisasi implementasi SIA SPBE.</p>2025-09-07T22:54:54SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/361ANALISIS NEW PUBLIC SERVICE DALAM LAYANAN PERIZINAN DI DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:11SE Asia Daylight TimeIndrawati Indrawati[email protected]HADI SUSANTO[email protected]SRI MULYANI[email protected]<p><span style="font-weight: 400;">Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, khususnya di bidang administrasi perizinan, salah satunya melalui penertiban pelayanan terpadu satu pintu. Kebijakan ini diharapkan dapat menyederhanakan birokrasi, mempercepat proses, dan meningkatkan transparansi layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Probolinggo, dengan fokus pada implementasi paradigma </span><em><span style="font-weight: 400;">New Public Service</span></em><span style="font-weight: 400;"> (NPS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melibatkan 150 responden yang merupakan penerima layanan perizinan di DPMPTSP Kota Probolinggo. Pemilihan responden dilakukan menggunakan teknik </span><em><span style="font-weight: 400;">accidental sampling</span></em><span style="font-weight: 400;">. </span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan perizinan di DPMPTSP Kota Probolinggo dengan paradigma </span><em><span style="font-weight: 400;">New Public Service</span></em><span style="font-weight: 400;"> secara umum berada dalam kategori baik. Temuan ini didukung oleh evaluasi terhadap tujuh sub-variabel kunci. Aspek melayani masyarakat berkategori baik, didominasi oleh daya tanggap petugas yang responsif. Prinsip mengutamakan kepentingan publik juga berkategori baik, dengan kenyamanan pelayanan sebagai faktor dominan. Sub-variabel menghargai masyarakat menunjukkan hasil yang sangat baik, terutama dalam penghargaan terhadap kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal bertindak demokrasi, pelayanan dinilai baik, didominasi oleh tanggung jawab pelayanan yang jelas. Aspek akuntabilitas juga berkategori baik, dengan penekanan pada pelayanan yang sesuai peraturan perundang-undangan. Konsep melayani daripada mengendalikan berkategori baik, tercermin dari pelayanan yang sesuai jam kerja. Terakhir, sub-variabel menghargai orang juga dinilai baik, didominasi oleh penghargaan dan pemberian pelayanan maksimal kepada masyarakat. Secara keseluruhan, temuan ini mengindikasikan bahwa DPMPTSP Kota Probolinggo telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip NPS dalam memberikan layanan perizinan.</span></p>2025-09-07T22:57:23SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/362KUALITAS PELAYANAN AKTIVASI APLIKASI IDENTITAS KEPENDUDUKAN DIGITAL DI KELURAHAN KEDOPOK KECAMATAN KEDOPOK KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:13SE Asia Daylight TimeNunun Rina Indahyanti[email protected]Hadi Susanto[email protected]Sri Mulyani[email protected]<p>Kualitas pelayanan publik merupakan aspek penting yang dapat diukur untuk<br>menilai tingkat kepuasan masyarakat. Pelayanan yang berkualitas akan memberikan<br>dampak positif terhadap kepercayaan dan kenyamanan masyarakat dalam menerima<br>layanan. Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo merupakan<br>salah satu wilayah yang menunjukkan perhatian serius terhadap peningkatan kualitas<br>pelayanan publik, khususnya dalam hal aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD).<br>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan aktivasi IKD dengan<br>menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel ditentukan<br>menggunakan rumus Slovin, dengan total responden sebanyak 62 orang yang dipilih<br>secara proporsional dari masing-masing RW.<br>Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif berdasarkan lima dimensi, yaitu<br>Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Hasil penelitian<br>menunjukkan bahwa seluruh dimensi termasuk dalam kategori kualitas pelayanan<br>sangat tinggi. Dimensi Tangibles unggul pada aspek penampilan petugas yang rapi.<br>Reliability menunjukkan keandalan pelayanan secara konsisten. Responsiveness</p> <p>mencerminkan daya tanggap tinggi, terutama dalam menyambut masyarakat dengan<br>ramah. Assurance terlihat dari kemampuan petugas dalam memenuhi kebutuhan<br>masyarakat secara tepat. Sementara itu, Empathy ditunjukkan melalui perhatian<br>individu yang diberikan petugas kepada masyarakat.<br>Secara keseluruhan, kualitas pelayanan aktivasi IKD di Kelurahan Kedopok dinilai<br>sangat tinggi pada semua dimensi, yang mencerminkan komitmen aparatur kelurahan<br>dalam memberikan pelayanan publik yang prima dan berorientasi pada kepuasan<br>masyarakat.</p>2025-09-07T23:01:12SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/363IMPLEMENTASI PERATURAN WALI KOTA TENTANG SISTEM INFORMASI PROBOLINGGO SMART DIGITAL MELAYANI MASYARAKAT (PORTAL EMAS) DI KELURAHAN KEDUNGGALENG KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:14SE Asia Daylight TimeDimas Apriyanto Setyawan[email protected]Sri Juni Woro Astuti[email protected]Ahmad Zainul Ihsan Arif[email protected]<p><span style="font-weight: 400;">Implementasi Peraturan Wali Kota Probolinggo Nomor 107 Tahun 2021 tentang Sistem Informasi Probolinggo Smart Digital Melayani Masyarakat (Portal EMAS) di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Portal EMAS digunakan sebagai dasar inovasi pelayanan publik berbasis digital untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, keakuratan, dan kualitas informasi serta layanan kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap 12 informan yang termasuk ASN, RT/RW, dan warga pemohon layanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Portal EMAS secara normatif telah memiliki landasan hukum dan struktur kelembagaan yang jelas. Namun, pada praktiknya masih ditemui berbagai kendala, seperti keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital masyarakat, belum optimalnya peran RT/RW, serta gangguan teknis sistem dan jaringan. Analisis menggunakan teori implementasi kebijakan dari Charles O. Jones, George C. Edwards III, dan Merilee S. Grindle mengungkapkan bahwa efektivitas kebijakan dipengaruhi oleh faktor komunikasi, sumber daya manusia, disposisi pelaksana, struktur birokrasi, serta konteks sosial-politik lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun Portal EMAS telah membawa perubahan positif dalam pelayanan publik, efektifitas implementasinya masih belum optimal. Diperlukan peningkatan kapasitas SDM, sosialisasi berkelanjutan, integrasi sistem lintas sektor, serta dukungan politik dan anggaran yang konsisten agar Portal EMAS benar-benar dapat menjadi instrumen pelayanan digital yang inklusif dan berkelanjutan.</span></p>2025-09-07T23:04:41SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/364IMPLEMENTASI DANA KELURAHAN DALAM PENINGKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN KEBONSARI WETAN KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:16SE Asia Daylight TimeLudiana Aisyah[email protected]Sri Juni Woro Astuti[email protected]Ahmad Zainul Ihsan Arif[email protected]<p>Implementasi dana kelurahan dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat kelurahan<br>Kebonsari Wetan Kota Probolinggo sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri Republik<br>Indonesia Nomor 130 Tahun 2018 tentang kegiatan pembangunan sarana dan prasarana<br>kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan, diberikan dukungan pendanaan dana<br>alokasi umum tambahan bagi kelurahan di kabupaten atau kota untuk kegiatan pembangunan<br>sarana dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan.<br>Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik<br>pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap 15<br>informan yang termasuk ASN, Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, dan Masyarakat. Analisis<br>menggunakan teori implementasi kebijakan dari Charles O. Jones, George C. Edwards III, dan<br>Merilee S. Grindle mengungkapkan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh faktor<br>faktor struktural, aktor dan sumber daya, konteks sosial dan politik, feedback dan evaluasi.<br>Penelitian ini menyimpulkan bahwa Implementasi dana kelurahan dalam upaya<br>peningkatan pemberdayaan masyarakat di kelurahan Kebonsari Wetan telah berjalan sesuai<br>dengan tujuan kebijakan dalam Peraturan Wali Kota Probolinggo Nomor 173 Tahun 2019 dan<br>menunjukkan kebermanfaatan bagi masyarakat, meskipun masih terdapat kekurangan yaitu<br>belum tersusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus pelaksanaan dana kelurahan di<br>Kota Probolinggo yang berdampak pada inkonsistensi teknis di lapangan dan ditemukan<br>keterbatasan dalam kapasitas administrasi pegawai kelurahan dan teknis pengelolaan keuangan<br>oleh Pokmas yang menjadi penghambat dalam efektivitas pelaksanaan program.</p>2025-09-07T23:09:47SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/365PENGARUH PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KA2025-09-09T07:22:18SE Asia Daylight TimeRohmatul Umah[email protected]Supriyanto Supriyanto[email protected]Sarpan Sarpan[email protected]<p><span style="font-weight: 400;">Reformasi birokrasi telah menghadirkan berbagai instrumen untuk meningkatkan kinerja aparatur sipil negara, namun efektivitas implementasinya di tingkat operasional masih menimbulkan pertanyaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai dan sistem pengawasan terhadap kinerja aparatur di Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Studi kuantitatif dengan pendekatan sensus melibatkan 30 aparatur sipil negara menggunakan analisis regresi linear berganda. Instrumen penelitian mengukur tiga variabel utama: implementasi TPP berdasarkan Peraturan Wali Kota Probolinggo Nomor 6 Tahun 2024, efektivitas sistem pengawasan, dan tingkat kinerja pegawai. Temuan mengejutkan menunjukkan bahwa TPP tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja (β=0,060; p=0,704), demikian pula pengawasan (β=-0,069; p=0,662). Model penelitian hanya menjelaskan 1,2% variasi kinerja pegawai, mengindikasikan dominasi faktor-faktor lain dalam menentukan kinerja aparatur. Hasil ini menantang asumsi konvensional tentang efektivitas pendekatan insentif dan pengawasan dalam manajemen ASN, terutama untuk pegawai senior dengan motivasi intrinsik tinggi. Penelitian menyarankan pergeseran paradigma dari pendekatan transaksional ke transformasional, dengan fokus pada kepemimpinan inspiratif, budaya organisasi, dan pengembangan kompetensi untuk optimalisasi kinerja ASN.</span></p>2025-09-07T23:11:37SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/366IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN KERJA BERBASIS KOMPETENSI UPAYA MENGURANGI PENGANGGURAN TERBUKA DI DISPERINNAKER KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:20SE Asia Daylight TimeRahman Widodo[email protected]Mohammad Natsir[email protected]Arini Sulistyowati[email protected]<p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinnaker) sebagai upaya dalam mengurangi pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka merupakan salah satu permasalahan ketenagakerjaan yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan berbasis kompetensi telah dirancang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja melalui kurikulum berbasis kompetensi, kerja sama dengan dunia industri, serta pelatihan praktik langsung sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). </span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Faktor pendukung pelaksanaan program pelatihan berbasis Kompetensi meliputi tersedianya tenaga pelatih, fasilitas pelatihan, dan dukungan kelembagaan. Namun demikian, masih terdapat beberapa kendala seperti keterbatasan anggaran, rendahnya partisipasi masyarakat, dan kurangnya alat praktik yang mutakhir. Meskipun begitu, program ini dinilai cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan peserta dan mendorong sebagian lulusan untuk bekerja atau berwirausaha. </span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Pada pelaksanaan Program pelatihan berbasis Kompetensi diperlukan monitoring dan evalusi pasca pelatihan, agar kita bisa tahu seberapa besar peningkatan performa peserta dan dampak jangka panjangnya terhadap produktivitas, kualitas kerja, serta penempatan tenaga kerja. adapun evaluasi berkelanjutan serta peningkatan kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan agar program ini dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam mengurangi tingkat pengangguran terbuka.</span></p>2025-09-08T01:01:25SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/367ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI DINAS TENAGA KERJA, PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA MALANG2025-09-09T07:22:22SE Asia Daylight TimeTheresia Debora[email protected]<p><span style="font-weight: 400;"> Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai, persepsi, dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan sesuai dengan harapan dan cita-cita tujuan nasional. Dengan mempertimbangkan hal di atas, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan publik di Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang dan menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang. Metode yang digunakan adalah deskriftif kualitatif, dengan informan penelitiannya diambil secara purposive sampling, Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci, informan utama, dan informan tambahan yaitu Kepala Dinas, sekretaris, Kepala bidang dan masyarakat yang mengurus izin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan publik di Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang yang dilihat dari dimensi tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan pelayanan) dan emphaty (kemampuan dalam memahami) secara umum sudah cukup baik. Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang perlu memperkuat fungsi penyederhanaan dan percepatan pelayanan perizinan dengan melengkapi dan mengembangkan struktur organisasi, sehingga fungsi pelayanan baik pada pelayanan online, front office maupun back office dapat berjalan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan penambahan staf yang sesuai dengan kebutuhan saran prasanan untuk memenuhi palayanan perizinan.</span></p>2025-09-08T00:00:00SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/368FEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK SMART DIGITAL LAYANAN METEOR DI KOTA PROBOLINGGO2025-09-09T07:22:26SE Asia Daylight TimeLulu Dwi Ramadhanty[email protected]Sri Juni Woro Astuti[email protected]Ahmad Zainul Ihsan Arif[email protected]<p>Modernisasi membuat perubahan menyeluruh dari cara hidup yang tradisional atau pramodern. Konsep digitalisasi mencakup perubahan menyeluruh dari kehidupan masyarakat tradisonal dari segi teknologi dan organisasi sosial ke model ekonomi dan politik. Perkembangan ini menuntut penggunaan teknologi dalam berbagai aspek, dengan menciptakan inovasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik. Pemerintah Kota probolinggo telah mengambil langkah inovatif dengan meluncurkan layanan “Meteor” guna menanggapi kasus kegawatdaruratan melalui <em>call center</em> 112 di wilayah Kota Probolinggo. Layanan Meteor dari Pemerintah Probolinggo ini diluncurkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Probolinggo pada 19 Maret 2023 yang lokasi pusat informasinya berada di Kantor Wali Kota Probolinggo dengan sebutan Command Center dan berkembang dengan membuat Gedung Meteor sebagai sarana terintegrasinya call center 112 Layanan Kegawat daruratan di Kota Probolinggo yang bersinergi dengan Kepolisian Resort Probolinggo Kota, Komando Distrik Militer 0820 Probolinggo dan instansi terkait lainnya. Layanan Meteor ini ditujukan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan menjadi pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan publik di Kota Probolinggo.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat Efektivitas Pelayanan Publik Smart Digital Layanan Meteor di Kota Probolinggo dan mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pelayanan Publik Smart Digital Layanan Meteor di Kota Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan melakukan observasi dan wawancara pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Probolinggo, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Probolinggo, Kelurahan Kademangan, Warga Kademangan dan Media dan Menggunakan teori efektivitas dari Gibson dan Steers yang menekankan dengan 5 Kriteria yaitu Produksi/Produktivitas, Mutu atau Kualitas, Efisien, Fleksibelitas, dan Kepuasan.</p> <p> Hasil analasis data kualitatif yang telah dikumpulkan melalui teori efektivitas dari Gibson dan Steers bahwa Pelayanan Publik Smart Digital Layanan Meteor di Kota Probolinggo telah berjalan efektif dan efisien. Kecepatan dalam Pelayanan kepada masyarakat disimpulkan sudah cukup baik, dan kemudahan penggunaan <em>call center </em>112 berjalan cukup baik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pelayanan Publik Smart Digital Layanan Meteor di Kota Probolinggo yaitu tersedianya sarana dan prasarana khususnya 5 M yaitu (Man, Method, Machine, Money, Material) dan Kebijakan dari pimpinan yang membuat semua instansi memiliki wewenang untuk menjalankan layanan dalam mengatasi keadaan kegawat daruratan yang ada di masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan efektivitas dari Layanan Meteor ini maka Perlu adanya peningkatan teknologi terutama melakukan <em>upgrade</em> jaringan, sehingga tidak ada lagi masyarakat Kota probolinggo yang akan melakukan panggilan kepada <em>call center </em>112 Kota Probolinggo malah terhubung ke <em>call center </em>112 Kabupaten Probolinggo dan menambah sarana prasarana kamera CCTV disejumlah lokasi di Kota Probolinggo agar dapat memantau dan mencegah adanya tindak kejahatan serta mengantisipasi keterlambatan penanganan atas suatu keadaan kegawat daruratan.</p>2025-09-08T01:25:24SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uwp.ac.id/fisip/index.php/jisp/article/view/347Dinamika Pelaksanaan Program Padat Karya Surabaya dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kecamatan Genteng2025-09-09T07:22:29SE Asia Daylight TimeNabilah Amaliyah[email protected]<p>Program Padat Karya merupakan salah satu upaya strategis Pemerintah Kota Surabaya dalam merespons peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran pasca pandemi Covid-19, khususnya di wilayah-wilayah dengan tingkat kerentanan sosial-ekonomi tinggi seperti Kecamatan Genteng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Padat Karya serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat keberhasilannya dalam konteks pemberdayaan masyarakat lokal. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi lapangan, serta studi dokumen. Kerangka analisis menggunakan model implementasi kebijakan Donald Van Meter dan Carl Van Horn yang mencakup enam variabel utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Padat Karya di Kecamatan Genteng mampu mendorong penciptaan lapangan kerja berbasis komunitas, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan memperkuat kapasitas ekonomi lokal. Meski demikian, keterbatasan anggaran, lemahnya sistem monitoring, dan belum meratanya distribusi program menjadi tantangan utama. Rekomendasi penelitian mencakup perlunya evaluasi berbasis data, penguatan kolaborasi lintas sektor, serta pengembangan kegiatan padat karya di sektor digital dan ekonomi kreatif agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan pasar kerja.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci: kemiskinan, padat karya, pemberdayaan, implementasi kebijakan, Surabaya.</p>2025-09-08T01:45:22SE Asia Daylight Time##submission.copyrightStatement##