NEUROHUKUM DAN BATAS USIA ANAK DALAM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
Abstract
Saat ini, penelitian dan pendalaman tentang otak manusia semakin didukung oleh kemajuan teknologi yang senantiasa berkembang, sehingga perkembangan otak anak pun lebih mudah dipahami dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat. Dari sisi hukum pidana, hal ini membantu pemahaman tentang kemampuan anak dalam mengendalikan perilaku impulsif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah batas usia anak dalam mempertanggungjawabkan tindak pidana dalam sistem hukum di Indonesia dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan teori hukum serta sains terkait saraf kognitif dalam sudut pandang neurohukum. Dalam penelitian ini, data yang digunakan didapat dari studi literatur yang setelah itu ditelaah secara konseptual. Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa di Indonesia, anak dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana mulai dari usia 12 tahun hingga sebelum usia 18 tahun. Sementara itu, ketika ditinjau dari sudut pandang neurohukum, dalam rentangan waktu tersebut otak belum benar-benar sepenuhnya berkembang dan perubahannya tecermin dalam perilaku manusia. Akan tetapi, karena transisi perkembangan otak yang terjadi berangsur-angsur, tidak mungkin menetapkan suatu batas angka absolut untuk kematangan otak pada rentang usia 12-17 tahun, sehingga kasus pidana anak perlu ditinjau secara individu. Dengan demikian, perlu ada pendampingan ahli atau keterangan ahli saraf/psikiatri, di samping ahli hukum, dalam penanganan kasus pidana anak.
References
Buku :
Uytun, Merve Cikili. “Development Period of Prefrontal Cortex.” Dalam Prefrontal Cortex, disunting oleh Ana Starcevic dan Branislav Filipovic. InTech, 2018. https://doi.org/10.5772/intechopen.78697.
Makalah / Artikel / Prosiding :
Adleman, Nancy E., Vinod Menon, Christine M. Blasey, Christopher D. White, Ilana S. Warsofsky, Gary H. Glover, dan Allan L. Reiss. “A Developmental fMRI Study of the Stroop Color-Word Task.” NeuroImage 16, no. 1 (Mei 2002): 61–75. https://doi.org/10.1006/nimg.2001.1046.
Aono, Darby, Gideon Yaffe, dan Hedy Kober. “Neuroscientific evidence in the courtroom: a review.” Cognitive Research: Principles and Implications 4, no. 1 (22 Desember 2019): 40. https://doi.org/10.1186/s41235-019-0179-y.
Arain, Mariam, Maliha Haque, Lina Johal, Mathur Puja, Wynand Nel, Afsha Rais, Ranbir Sandhu, dan Sushil Sharma. “Maturation of the adolescent brain.” Neuropsychiatric Disease and Treatment 9 (2 April 2013): 449. https://doi.org/10.2147/NDT.S39776.
Benekos, Peter J., dan Alida V. Merlo. “A Decade of Change: Roper v. Simmons, Defending Childhood, and Juvenile Justice Policy.” Criminal Justice Policy Review 30, no. 1 (24 Februari 2019): 102–27. https://doi.org/10.1177/0887403416648734.
Fernando, Zico Junius, Rosmanila, Laily Ratna, Achmad Cholidin, dan Bhanu Prakash Nunna. “The Role of Neuroprediction and Artificial Intelligence in the Future of Criminal Procedure Support Science: A New Era in Neuroscience and Criminal Justice.” Yuridika 38, no. 3 (1 September 2023): 593–620. https://doi.org/10.20473/ydk.v38i3.46104.
Gogtay, Nitin, Jay N. Giedd, Leslie Lusk, Kiralee M. Hayashi, Deanna Greenstein, A. Catherine Vaituzis, Tom F. Nugent, dkk. “Dynamic mapping of human cortical development during childhood through early adulthood.” Proceedings of the National Academy of Sciences 101, no. 21 (25 Mei 2004): 8174–79. https://doi.org/10.1073/pnas.0402680101.
Jones, David T., dan Jonathan Graff-Radford. “Executive Dysfunction and the Prefrontal Cortex.” CONTINUUM: Lifelong Learning in Neurology 27, no. 6 (Desember 2021): 1586–1601. https://doi.org/10.1212/CON.0000000000001009.
Kabir, Syahrul Fauzul. “Kejahatan dan Hukuman Tantangan Filosofis Determinisme-Kausal terhadap Pertanggungjawaban.” Jurnal Hukum & Pembangunan 49, no. 2 (7 Januari 2019): 279–98. https://doi.org/10.21143/jhp.vol49.no2.2003.
Lewoleba, Kayus Kayowuan, dan Mulyadi. “Implementasi Sistem Peradilan Pidana Anak dalam Rangka Mewujudkan Keadilan Restoratif.” Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam 11, no. 2 (November 2023): 143–61. https://doi.org/10.30868/am.v11i02.5070.
Mangkudilaga, Bia. “Kedudukan Keterangan Ahli dalam Pembuktian Perkara Tindak Pidana oleh Pelaku yang Mengalami Skizofrenia Paranoid.” Lex LATA Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum 4, no. 2 (Februari 2022): 156–70. http://journal.fh.unsri.ac.id/index.php/LexS/article/view/1549/584.
Mercurio, Ezequiel, Eric García-López, Luz Anyela Morales-Quintero, Nicolás E. Llamas, José Ángel Marinaro, dan José M. Muñoz. “Adolescent Brain Development and Progressive Legal Responsibility in the Latin American Context.” Frontiers in Psychology 11, no. 627 (24 April 2020). https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.00627.
Nabilla, Shintya, dan David Desmon. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak.” Jurnal Ilmiah Zona Psikologi 4, no. 3 (Juni 2022): 66–73. https://doi.org/https://doi.org/10.37776/jizp.v4i3.
Petoft, Arian. “Neurolaw: A brief introduction.” Iranian Journal of Neurology 14, no. 1 (5 Januari 2015): 53–58. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4395810/pdf/IJNL-14-53.pdf.
Petoft, Arian, Mahmoud Abbasi, dan Alireza Zali. “Toward children’s cognitive development from the perspective of neurolaw: implications of Roper v. Simmons.” Psychiatry, Psychology and Law 30, no. 2 (4 Maret 2023): 144–60. https://doi.org/10.1080/13218719.2021.2003267.
Prema, I Ketut Arjuna Satya, Masruchin Ruba’i, dan Nurini Aprilianda. “Pembatasan Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak dalam Peraturan Perundang-Undangan.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 4, no. 2 (2019): 232–41. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/um019v4i2p232-241.
Saepurohman, Muthi’ah Jihadillah, Najmu Hawa, dan Debie Susanti. “Dampak Stres dalam Perkembangan Otak Anak.” Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (Juni 2022): 54–60. https://doi.org/https://doi.org/10.36456/incrementapedia.vol4.no1.a6876.
Sitepu, Rida Ista. “Peninjauan Kembali Batas Usia Minimum Pertanggungjawaban Pidana Anak yang Terlibat Perdagangan Narkotika.” JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 2, no. 3 (Agustus 2022): 39–59. https://doi.org/https://doi.org/10.52005/rechten.v2i3.90.
Taylor, J. Sherrod, J. Anderson Harp, dan Tyron Elliott. “Neuropsychologists and neurolawyers.” Neuropsychology 5, no. 4 (Oktober 1991): 293–305. https://doi.org/10.1037/0894-4105.5.4.293.
Zhou, Yi, Hongjun Song, dan Guo-li Ming. “Genetics of human brain development.” Nature Review Genetics 25 (Januari 2024): 26–45. https://doi.org/https://doi.org/10.1038/s41576-023-00626-5.
Internet:
Baptist Health. “MRI vs. fMRI: What Are the Differences?” BaptistHealth.com, 25 September 2018. https://www.baptisthealth.com/blog/baptist-health/mri-vs-fmri-what-are-the-differences.
Cashmore, Judy. “5 reasons why the age of criminal responsibility should be raised.” The University of Sydney - News & Opinion, 28 Juli 2020. https://www.sydney.edu.au/news-opinion/news/2020/07/28/why-the-age-of-criminal-responsibility-should-be-raised.html.
Consortium for Street Children. “Brunei.” Consortium for Street Children, Juni 2022. https://www.streetchildren.org/legal-atlas/map/brunei/status-offences/is-it-illegal-for-children-to-beg.
Nousheen, Sadika. “Minimum age of criminal responsibility: A Quandary.” The Daily Star, 8 September 2023. https://www.thedailystar.net/law-our-rights/news/minimum-age-criminal-responsibility-quandary-3413696.
UNICEF Regional Office for Europe and Central Asia. “Guidance Note – Children under the Minimum Age of Criminal Responsibility – ECARO1 © UNICEF/UN041329/PIROZZI Systematic Responses to Children under the Minimum Age of Criminal Responsibility who have been (Allegedly) Involved in Offending Behaviour in Europe and Central Asia,” Desember 2022. https://www.unicef.org/eca/reports/systematic-responses-children-under-minimum-age-criminal-responsibility.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang No. 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Undang-Undang No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Undang-Undang No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-Undang No. 1 tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.